Upaya untuk meningkatkan kualitas dosen Program Studi Teknik Sipil (Fakultas Teknik) Universitas Narotama yang dicanangkan sejak lima tahun lalu mulai menunjukkan hasilnya. Sri Wiwoho Mudjanarko, satu dari tujuh orang dosen yang menempuh pendidikan jenjang S3 (doktor) telah melewati fase sidang tertutup Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Senin (23/9). Enam dosen lagi segera menyusul yaitu 1 dosen kuliah S3 di Undip, 2 dosen (Univ. Tarumanegara), 1 dosen (UB), dan 2 dosen (ITS).
Sri Wiwoho Mudjanarko yang minatnya bidang transportasi ini membuat disertasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar doktor berjudul “Model Perilaku Pemilihan Lokasi Parkir”. Promotor Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D, Ko-promotor 1 Ir. Ludfi Djakfar, MSCE., Ph.D dan Ko-promotor 2 Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D.
“Surabaya sebagai kota besar tidak lepas dari permasalahan transportasi,” kata Iwan, panggilan akrab Sri Wiwoho Mudjanarko.
Menurut Iwan, permasalahan transportasi yang banyak terjadi adalah kemacetan lalu lintas, polusi udara, pemborosan BBM, disiplin berkendaraan rendah, pelanggaran rambu lalu lintas, rendahnya law enforcement, rendahnya pertumbuhan panjang jalan, rendahnya ruang publik, tingginya pertumbuhan kendaraan pribadi dan keterbatasan ruang parkir. Salah satu permasalahan Kota Surabaya adalah ruang parkir. Dengan membentuk model pemilihan lokasi parkir yang valid, dapat diestimasi hal-hal penting khususnya yang menyangkut perencanaan dan pengelolaan lokasi parkir di masa mendatang.
Hasil penelitian, lanjut Iwan, menunjukkan bahwa sensitivitas respon pengguna parkir dalam memilih lokasi parkir pada pilihan parkir on street sebagai prioritas utama dibandingkan parkir off street. Masih adanya keinginan yang kuat pada penggunaan parkir on street dan sedikit penggunaan parkir pelataran ini mempengaruhi perilaku pengguna parkir dalam mencari ruang parkir yang terbaik. Sedangkan pilihan parkir gedung relatif sedikit digunakan sebagai pilihan pengguna parkir.
“Hal terbaik yang harus dilakukan adalah mengurangi ketersediaan parkir on street atau melarang parkir on street pada ruas jalan tertentu yang berpotensi terhadap kerawanan kemacetan lalu lintas dan menambah ketersediaan parkir off street di kota Surabaya,” ujarnya. [ger]
Foto: Sri Wiwoho Mudjanarko, ST, MT.